Kerjasama internasional Indonesia di bidang
pendidikan
Sebagai Negara berkembang, Indonesia banyak melakukan
kerjasama internasional dalam berbagai bidang dan Negara didunia. Kerjasama internasional sebagai suatu bentuk hubungan diplomatis antara
Indonesia dan Negara-negara lain diberbagai bidang penting untuk
menyokong kepentingan rakyat. Selain itu, kerjasama yang bersifat
mutualisme ini dapat mempererat
hubungan kedua Negara.
Sesungguhnya,
Indonesia sudah memulai kerjasama internasionalnya dengan Negara-negara lain
sesaat setelah proklamasi kemerdekaan. Kerjasama internasional ini terutama
dilakukan dengan Negara-negara sahabat. Hingga saat ini, Indonesia telah
membangun berbagai bentuk kerjasama internasional dengan 162 negara di lima
benua; termasuk Negara-negara maju
Salah
satu bidang kerjasama internasional antara Indonesia dan Negara-negara maju
adalah dibidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih perlu
banyak belajar dari system pendidikan di Negara-negara maju. Kerjasama internasional
dibidang pendidikan biasanya berupa
pertukaran pelajar, beasiswa, pertukaran guru, hingga bantuan dana atau
hibah. Berikut ini adalah kerjasama internasional Indonesia berbagai Negara
maju dibidang pendidikan.
Kerjasama
internasional Indonesia-Amerika Serikat
Sejak tahun 1952, kerjasama internasional antara
Indonesia dan amerika serikat dibidang
pendidikan telah dimulai. Bentuk dari kerjasama internasional ini adalah
masuknya program beasiswa Fulbright yang member beasiswa pada insane-insan
pendidikan Indonesia untuk mengecap pendidikan yang lebih tinggi di
universitas-universitas di Amerika Serikat.
Selain
itu, program beasiswa Fulbright yang dilaksanakan oleh lembaga AMINEF (America
Indonesia Exchange Foundation) ini
juga memiliki program kerjasama internasional khusus untuk
orang-orang papua terkait dengan berdirinya Freeport di propinsi timur
Indonesia tersebut.
Selain
beasiswa Fulbright, kerjasama internasional dengan amerika serikat juga
terbentuk melalui penandatanganan kesepakatan MOU USINDO dibidang social,
kebudayaan, dan pendidikan pada 15 mei 2006 lalu. Sejalan dengan MOU tersebut,
USINDO kemudian memberi kesempatan nagi diplomat-diplomat Indonesia di amerika
serikat untuk mengecap pendidikan Negara adidaya tersebut.
Tidak hanya itu, USINDO juga
secara sukarela menyediakan tenaga pendidik untuk mengembangkan program
pendidikan Bahasa Inggris diindonesia .
Menindaklanjuti
kerjasama internasional tersebut, lahirlah MOU Peace Corps yang ditandatangani
Indonesia dan Amerika Serikat pada 11 Desember 2009. Atas nama MOU tersebut,
amerika serikat mengirimkan tenaga
pelajar sukarela ke jawa timur untuk
mengajar dan melakukan pelatihan pengajaran bahasa inggris bagi
guru-guru mata pelajaran tersebut.
Ternyata,
kerjasama internasional kedua Negara melalui MOU Peace Corps tersebut berjalan
lancer dan mendapat sambutan baikm dari para praktisi pendidikan
Indonesia(khususnya di jawa timur). Kemudian amerika serikat menambah armada
pendidikannya pada tahun 2011.
Hingga
tahun 2012 ini, jumlah tenaga pendidik sukarela dari amerika serikat semakin
bertambah, dan sasarannya pun meluas, tidak hanya focus pada
institusi-institusi pendidikan di provinsi jawa timur, tetapi mulai menyebar ke
provinsi-provinsi lain.
Kerjasama internasional Indonesia-jepang
Kerjasama
internasional dibidang pendidikan juga dilakukan dengan Negara macan asia,
jepang. Jepang bias dianggap sebagai salah satu Negara penting yang berperan
dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Pasalnya, banyak mahasiswa-mahasiswa
Indonesia yang menuntut ilmu dijepang. Sebagian besar mahasiswa ini menuntut
ilmu secara Cuma-Cuma berkat kerjasama internasional Indonesia dan jepang.
Pemerintah
jepang menyelenggarakan program beasiswa yang disebut dengan monbukagakusho bagi pelajar dan mahasiswa
Indonesia. Mahasiswa Indonesia yang belajar dijepang melalui program beasiswa
ini tercatat sebanyak 469 orang, sekitar 47,23% dari total jumlah mahasiwa
Indonesia dijepang. Selain itu, kerjasama internasional dibidang pendidikan
dengan jepang juga disokong dengan program beasiswa OECF atau STAID, yang dana
pendidikannya dibiayai oleh pemerintah Indonesia sendiri.
Sebanyak
4,43% mahasiswa Indonesia dijepang menuntut ilmu melalui program beasiswa ini.
Adapun sisanya yakni 48,34% mahasiswa Indonesia dijepang menuntut ilmu dengan
biaya dari perusahaan-perusahaan tempatnya bekerja diindonesia, biaya dari
program-program beasiswa lembaga swasta jepang, dan biaya pribadi.
Para
mahasiswa Indonesia yang belajar dijepang, baik melalui program-program
kerjasama internasional maupun dana pribadi, sebagian besar mengambil bidang
studi teknik. Banyak dari mereka yang dating kejepang untuk mempelajari ilmu
pertanian, teknik mesin,
bioteknologi,aeronautical, electic engineering, computer and information
science, dan geoteknologi. Selai dibidang studi tersebut bidang studi ilmu
ekonomi, pendidikan, ilmu social, politik, serta bahasa dan sastra juga cukup
banyak diminati.
Tidak
hanya program beasiswa, program kerjasama internasional Indonesia dan jepang
dibidang pendidikan juga berupa bantuan dana untuk pembangunan sarana
dan prasarana pendidikan. Dana ini disalurkan melalui sebuah badan kerjasama
internasional jepang yang disebut JICA (Japan International Cooperation
Agency).
Kerjasama internasional Indonesia-Mesir
Kerjasama
internasional Indonesia dan mesir dibidang pendidikan telah berlangsung sejak lama, tepatnya sejak masa pertengahan
abad ke-19. Pasalnya, saat itu islam sedang berkembang diindonesia, dan banyak
pemuka-pemuka agama islam Indonesia menuntut ilmu seputar Islam di Universitas
Al-Azhar di Kairo. Bahkan hingga kini, Universitas Al-Azhar masih menjadi
tujuan utama para pelajar, mahasiswa, dan pemuka agama islam di Indonesia untuk
mempelajari islam lebih dalam.
Setelah
masa kemerdekaan, kerjasama internasional ini semakin menguat dengan
diciptakannya perjanjian-perjanjian dan program-program untuk mengembangan
pendidikan diindonesia dan mesir. Beberapa di antaranya adalah sebuah
perjanjian kerjasama internasional dibidang keilmuan dan pendidikan. Perjanjian
ini disepakati oleh Departemen Agama republic Indonesia dan universitas
Al-Azhar di tahun 19 Januari 1996 silam.
Selain
itu, dibentuk pula perjanjian pembangunan sekolah dasar dan sekolah menengah
Al-Azhar di ibukota Jakarta pada tanggal 28 September 1999. Kerjasama
internasional dibidang pendidikan antar kedua Negara semakin erat seiring banyaknya MOU yang disepakati oleh berbagai
universitas di Indonesia dan mesir.
Kerjasama
internasional melalui peningkatan hubungan universitas-universitas diindonesia
dan mesir ini ditindaklanjuti dengan berbagai program beasiswa dari pemerintah
mesir. Universitas Al-Azhar sendiri menyediakan 115 beasiswa bagi pelajar
Indonesia setiap tahunnya. 115 beasiswa itu dianggarkan sebagai berikut: 90
beasiswa untuk studi S1, 20 beasiswa untuk studi S2 atau program pascasarjana,
dan 5 beasiswa untuk studi pra-perguruan tinggi.
Selain
itu, ada juga program beasiswa dari
pemerintaha mesir untuk mereka yang ingin menempuh studi di universitas selain
Al-Azhar. Pemerintah mesir memberikan 5 beasiswa setiap tahunnya untuk bidang
studi hokum, bahasa arab, dan ekonomi program S1.
Adapun
kerjasama internasional antar kampus dibuktikan dengan adanya beasiswa dari
universitas Minia bagi 10 orang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta(UNJ) yang
berminat mengikuti program pendidikan Bahasa Arab selama setahun.
Semakin
eratnya hubungan kerjasama internasional Indonesia dan mesir terlihat dari
munculnya program beasiswa dari majelis tertinggi urusan agama islam kementrian
wakaf mesir. Lembaga pemerintahan mesir tersebut menyediakan program beasiswa
bagi hingga 100 orang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas
Al-Azhar.
Universitas
Al-Azhar bias dibilang cukup berperan dalam kerjasama internasional Indonesia
dan mesir. Selain menjadi pilihan utama mahasiwa Indonesia untuk menuntut
ilmu7, universitas ini juga mengirimkan 50 orang tenaga pengajar sukarela untuk
ditempatkan di madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren diseluruh Indonesia.
Selain
program-program perjanjian dan MOU pendidikan, kerjasama internasional
Indonesia dan mesir dibidang pendidikan juga terlihat dari dibukannya lembaga
kursus bahasa Indonesia oleh pusat kebudayaan dan informasi (PUSKIN) Indonesia
di Kairo, Mesir. Kursus bahasa Indonesia yang aktoif sejak tanggal 3 Agustus
2008 mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Mesir, terlihat dari
meningkatnya peminat kursus bahasa Indonesia ini dari tahun ketahun.
Sementara
itu kerjasama internasional dibidang pendidikan dan keilmuan juga semakin
ditingkatkan dengan dilaksanakannya program pertukaran pemuda yang disebut
Indonesia-Egypt Youth Exchange (IEYE) pada tahun 2007 silam. Sebagian besar
peserta pertukaran pemuda ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar