Kamis, 02 Mei 2013

Fokus Utama Pendidikan Indonesia Berdasarkan Kualitas Guru


   Fokus Utama Pendidikan Indonesia Berdasarkan Kualitas Guru
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dana yang cukup tinggi bagi Indonesia yang notabene merupakan developing country atau negara yang sedang berkembang.
            Inti permasalahan di sini, bukan seberapa besar anggaran pendidikan yang dianggarkan, melainkan seberapa banyak peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. 
Secara keseluruhan, kualitas  pendidikan Indonesia jauh dari kata baik. Pada tahun 2010, kualitas pendidikan di Indonesia menduduki peringkat ke-160 di Dunia serta menurut survey Political and Economic Risk (PERC) kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Menyedihkan lagi ternyata posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
            Rendahnya kualitas pendidikan di tanah air antara lain tidak terlepas dari rendahnya kualitas sarana fisik serta rendahnya pula kualitas guru, ditandai dengan banyaknya guru tidak profesional. Guru itu untuk ditiru pepatah jawa lama yang masih menjadi pegangan sebagian besar warga Indonesia. Sikap anak tidak akan jauh dari orangtuanya. Begitu pula sikap murid yang tidak akan jauh dari gurunya. Guru adalah orangtua kedua kita bukan ?
Oleh karena itu, menurut hemat saya, hal yang paling utama untuk perbaikan kualitas pendidikan Indonesia, dimulai dari pendidiknya, yaitu guru.Etos kerja guru lebih tepatnya.Guru di Indonesia terutama PNS banyak yang mulai meninggalkan tanggungjawabnya. Hanya senang menunggu datangnya gaji,  pulang pagi, serta hobi datang ke acara – acara dinas.
Guru di Indonesia mungkin harus menengok ke depan, meninggalkan gaya mengajar lama yang biasanya hanya mencatat dan menjelaskan sekenanya tanpa memperdulikan berapa banyak dan manfaat ilmu yang diterima murid. Guru di Indonesia juga harus menengok kepada sekolah – sekolah swasta yang dibilang baru namun luar biasa.Gaji gurunya saja jauh lebih kalah dengan gaji guru PNS.Tapi semangat guru – guru tersebut luar biasa dalam berinovasi.Tidak malas untuk belajar dan beradaptasi dengan murid – murid yang berbeda jaman dengan mereka.
Hal paling penting dalam meningkatkan kualitas pendidik adalah kontrol dari pemerintah untuk guru di Indonesia.Satu sisi, pemerintah sudah melaksanakannya dalam bentuk pemberian sertifikasi untuk guru. Namun, masih banyak kekurangan di sana – sini. Misal, guru tersebut hanya mengandalkan jam mengajarnya yang minimal 24 jam seminggu sehingga harus menggeser posisi guru honorer yang mungkin kualitas dan etos kerja lebih tinggi dari “guru bersetifikasi” tersebut. Bukankah lebih penting jika pemberian sertifikasi kepada guru berdasarkan kualitas, etos kerja serta keberhasilan murid didiknya ? Banyaknya jam mengajar tidak bisa menjamin Indonesia memiliki guru yang profesional.
Indonesia perlu banyak guru yang profesional untuk memulai peningkatan kualitas pendidikan. Jika kualitas pendidikan baik, maka segala aspek pun akan berangsur baik pula

Tidak ada komentar:

Posting Komentar