Jumat, 14 Juni 2013

Belajar Dan Pembelajaran


1.1       Konsep Dasar Belajar

A.      Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Reber mendefinisikan belajar dalam 3 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengelaman dalam wujud perubahan tingkah laku dalam kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dan lingkungannya.

B.     Ciri-ciri Perilaku Belajar

1.   Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau sekurang-kurangnyamerasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya misalnya menyadari pengetahuannya bertambah. Oleh karena itu perubahan yang terjadi karena mabauk atau dalam keadaan tidak sadar tidak termasuk dalam pengertian beajar.

2.   Perubahan bersifat kontinue dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara kesnambungan dan tidak statis. Satu perubahan berikutnya dan selanjutnya aka berguna bagi kehidupan atau bagi proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar membaca, ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Perubahan ini akan berlangsung terus sampai kecakapan membacanya mmenjadi cepat dan lancar. Bahkan dapat membaca berbagai macam bentuk tulisan maupun berbagai tulisan diberagam media.

3.   Perubahan bersifat positif dan aktif

Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih bai dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Oleh karena itu perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi karena sendirinya karena dorongan dari dalam tidak termasuk perubahan dalam pengertin belajar.

4.   Perubahan bersifat permanen

Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap. Misalnya, seorang anak dalam bermain sepepeda setelah belajar tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang jika terus dilatih.

5.   Perubahan dalam belajar bertjuan atau terarah

Adanya tujuan yang akan dicapai oleh perilaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disdari. Misalnya belajar mengetik, sebelumnya telah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik.

6.   Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalaui proses belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan keseluaruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :
1.    Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar
Contoh : faktor jasmani ( faktor kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologi (intelegensi,perhatian,minat,bakat,motif dan laini-lain).
2.    Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu
Contoh : faktor keluarga (cara orang tua mendidik,relasi antar anggota keluarga,suasana rumah dan lian-lain) ,faktor sekolah (metode mengajar,relasi antar guru dan siswa, relasi antar siswa,disiplin sekolah dan lain-lainnya) dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,teman bergaul media masa dan lain-laninnya).

D.     Motivasi Belajar

Motivasi menurut Wlodkowsky (dalam Prasetya dkk,1985) merupakan suatu kondisi atau perilaku yang memberikan arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.Motivasi yang tinggi tercermin dari ketekunan dan tidak mudah putus asa dalam mencapai kesuksesan.
Menurut Biggs dan Telfer (dalam Dimyati dkk,1994) motivasi dibedakan menjadi 4 golongan,yaitu:
1.      Motivasi instrumental : Motivasi belajar karena adanya hadiah atau menghindari hukuman.
2.      Motivasi Sosial : Siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa dan tugas tersebut sangat menonjol.
3.      Motivasi berprestasi : Siswa belajar karena ingin sukses meraih prestasi atau keberhasilan.
4.      Motivasi intrinsik : Siswa itu belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi belajar dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa antara lain:
1.      Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
2.      Adanya perasaan dan keterlibatan siswa yang tinggi dalam belajar.
3.      Adanya upaya siswa untuk menjaga dan memelihara agar selalu ada motivasi untuk belajar.
Dari berbagai motivasi yang berkembang , Keller (dalam Prasetya,1997) menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut ARCS. Dalam model tersebut ada 4 kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.

1.2  Konsep Dasar Pembelajaran

A.     Pengertian Pembelajaran

             Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si belajar. 
4 Kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :

1.  Attention (perhatian)
Perhatian siswa didoring rasa ingin tahu. Oleh karena itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan dan dorongan sehingga siswa selalu berminat dan memberikan perhatian terhadap pelajaran yang diberikan. Untuk menunjang hal tersebut, guru perlu memberikan inovasi dan variasi-variasi dalam memberikan pelajaran.

2.  Relevance (relevansi)
            Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.

3. Confidence (kepercayaan diri)
Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Konsep self efficacy berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.Slef efficacy tinggi akan semakin mendorong dan memotivitasi siswa untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal.Agar kepercayaan diri siswa meningkat guru perlu memperbanyak pengalaman berhasil siswa misalnya dengan menyusun aktivitas pembelajaran ke dalam sehingga mudah dipahami,menyusun kegiatan pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil,meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil ,dan memberikan umpan balik yang konstuktif selama proses pembelajaran.

4. Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan,dan siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekwensi yang diterima,baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa.Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa,guru dapat memberi penguatan (reinforcement)berupa pujian,pemberian kesempatan dan sebagainya.


B.   Metode Pembelajaran

a.       Metode Latihan
Metode ini merupakan metode penyampaian pembelajaran melalu kebiasan-kebiasaan. Dalam metode pembelajaran ini pengajar memberikan latihan-latihan kepada peserta didik untuk mengetahui proses  tujuan, fungsi , manfaat dan kegunaan sesuatu. Metode latihan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik

b.      Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Metode ini dikembangkan ketrampilan mengamati, menginterpretasi, mengklarifikasikan dan membuat kesimpulan tentang pelajaran yang sedang diajarkan. Metode ini bertujuan untuk memotivasi anak untuk mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran.

c.       Metode Karyawisata
Metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

d.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
·         Kelebihan Metode Demonstrasi :
1)        Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2)        Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3)        Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
·         Kelemahan metode Demonstrasi :
1)      Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan
2)      Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
3)      Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
e.       Metode Sosiodrama
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
f.       Metode bermain peran
Metode bermain peran adalah metode yang mengajarkan pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara memerankan suatu tokoh. Dalam metode ini dapat mengembangkan penghayatan, tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
g.      Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama - sama.
Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
1)      Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide - ide.
2)      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1)   Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2)   Kadang - kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)   Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)   Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
h.      Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi. Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
i.        Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
j.        Metode Proyek
Metode proyek adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada siswa materi pelajaran yang berpusat dari suatu masalah. Yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan,sehingga diperoleh pemecahan secara menyeluruh dan bermakna.
C.      Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran
Peran guru dalam aktifitas pembelajaran sangat kompleks. Guru tidak sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, akan tetapi guru juga dituntut untuk memainkan berbagai peran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal. Djamarah(2000) merumuskan peran guru dalam pembelajaran sebagai berikut:
a.    Korektor. Sebagai korektor guru berperan menilai dan mengoreksi semua hasil belajar,sikap,tingkah laku,dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah sehingga pada akhirnya siswa dapat mengetahui.
b.    Inspirator. Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan inspirasi atau ilham kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.
c.    Informator. Sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum serta informasi mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.   Organisator. Sebagai organisator guru berperan untuk mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakulikuler maupun ekstrakulikuler sehingga tercapai efektifitas dan efisiensi belajar anak didik. Diantara berbagai kegiatan pengelolaan pembelajaran yang terpenting adalah menciptakan kondisi situasi sebaik-baiknya sehingga memungkinkan para siswa belajar secara berdaya guna dan berhasil guna.
e.    Motivator. Sebagai motivator guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
f.     Inisiator. Sebagai guru hendaknya dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses pembelajaran hendaknya selalu diperbaiki sehingga dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
g.    Fasilitator. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal. Fasilitas yang disediakan tidak hanya fasilitas fisik seperti ruang kelas yang memadai atau media belajar yang lengkap, akan tetapi juga fasilitas psikis seperti kenyamanan batin dalam belajar, interaksi guru dengan anak didik yang harmonis maupun adanya dukungan penuh guru sehingga anak didik senanitasa memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
h.    Pembimbing. Sebagai pembimbing guru hendaknya dapat memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar. Akhirnya, diharapkan melalui bimbingan ini anak didik dapat mencapai kemandirian dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
i.      Demonsrator. Sebagai demonstrator guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis sehingga anak didik dapat memahami materi yang dijelaskan guru secara optimal.
j.      Pengelola kelas. Sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan siswa dapat memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar optimal.
k.    Mediator. Sebagai mediator hendaknya guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran anak didik. Melalui guru, siswa dapat memperoleh materi pembelajaran dan umpan balik dari hasil belajarnya.
l.      Supervisor. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga pada akhirnya proses pembelajaran dapat optimal.

m.  Evaluator. Sebagai evaluator guru dituntut untuk mampu menilai produk(hasil) pembelajaran serta proses (jalannya) pembelajaran. Dari proses ini diharapkan diperoleh umpan balik dari hasil pembelajaran untuk optimalisasi hasil pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar