Setiap kali saya pulang kerumah dari pekerjaan yang banyak di luar kota, selalu ada perkembangan baru yang nampak pada anak-anak saya. Entah perilaku uniknya, entah kosa kata baru, entah itu keinginan-keinginan yang telah berhasil mereka susun dalam kata-kata lucu, atapun ketrampilan baru. Pendek kata selalu ada perkembangan, padahal hampir tiap hari saya menelpon anak-anak ( ibunya juga lo heheheh).
Saya tak habis pikir, bagaimana caranya istri
saya bisa tetap menjaga agar anak-anak tetap berkembang pada Garis-garis Besar
Haluan Ngurus anak yang telah kami susun (Maksa banget ya …). Padahal kesibukan
istri saya boleh dibilang tidak sedikit, karena selain mengurus anak-anak dan
rumah tangga, juga mengurus bapak mertua yang sedang terbaring sakit karena
stroke.
Satu saat saya tanya kepada mantan pacar saya
ini, bagaimana caranya, dan dengan santainya beliau menyampaikan bahwa dia
sudah menguasai ilmu manajemen mengurus anak profesional. Gubrakkkk, bah apa
pula ini wkwkwkw, tapi bagus juga istilahnya, jadi bukan hanya perusahaan saja
yang harus diurus secara profesional, bahkan mengurus anakpun harus
profesional.
Jika sebuah perusahaan ditata dengan baik dan
profesional, tentunya perkembangannya juga akan sehat dan pesat, ternyata
demikian jugalah dengan anak-anak kita. Mereka bukanlah urusan sampingan yang
cukup dikelola asal-asalan, tapi merupakan layaknya suatu badan usaha yang akan
menimbulkan dampak sistemik yang sangat berbahaya jika dikelola dengan
manajemen sembarangan dimasa yang akan datang. Waduh klo yang ini
saya cuma manggut-manggut mumet saja didepan istri, masalahnya koq jadi sampai
dampak sistemik segala, seperti kasus bank century aja.
Tapi jika saya resapi kata-katanya banyak
benarnya juga. Kadang kita sebagai orang tua terkesan tidak begitu serius
menangani anak-anak. Ketidak seimbangan kasih sayang, penjerumusan anak-anak
pada pola hidup hedon, konsumtif serta kapitalis, kasih sayang hanya
ditunjukkan dengan jumlah nol dibelakang tabungan pribadi mereka, penjerumusan
anak-anak pada nilai-nilai semu, dimana nilai anak-anak dimata kita hanya
dilihat dari seberapa hitamnya atau merah nilai prestasi di sekolah, dan masih
banyak pola kasih sayang fatamorgana yang secara umum kita tolak, tapi
kenyataannya kita praktekkan pada anak-anak kita.
Dan pada akhir obrolan malam, istri saya
menambahkan, seharusnya orang tua mau belajar berbagai ilmu manajemen yang
tujuannya agar semakin memperkaya kasih sayang yang dimiliki orang tua,
sehingga bisa menjadi pengasuh profesional bagi anak-anak yang notabene adalah
generasi penerus keluarga.
Ok deh, apapun kata istri saya dah, yang penting
hati saya sangat senang dengan setiap perkembangan anak-anak. Tak penting bagi
saya anak-anak saya akan menjadi apa, yang terpenting adalah anak-anak bisa
menjadi anak-anak terbaik dan memiliki dunia sendiri sesuai umur dan
perkembangan yang sedang mereka jalani…
Kita tak pernah dapat memberikan sayap kepada
anak-anak kita, tapi dengan kasih sayang, motivasi dan pendidikan yang
baik kita bisa mengantarkan mereka terbang lebih tinggi dari awan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar