A. Pengertian Lingkungan
Hidup
Lingkungan hidup biasa
juga disebut dengan lingkungan hidup manusia (human environment) atau dalam
sehari-hari juga cukup disebut dengan "lingkungan" saja. Unsur-unsur
lingkungan hidup itu sendiri biasa nya terdiri dari: manusia, hewan, tumbuhan,
dll. Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia.
Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia.
Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris disebut dengan environment,
dalam bahasa Belanda disebut dengan Millieu, sedangkan dalam bahasa Perancis
disebut dengan I'environment.
B. Unsur-unsur
Lingkungan Hidup
Secara khusus, kita
sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu
yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU
No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Unsur-unsur lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur
Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik),
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah,
maka lingkungan hayatinya
didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan
hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur
Sosial Budaya
Unsur sosial budaya,
yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem
nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat
mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik),
yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan
lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi
kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika
air tak ada lagi di muka bumi atau udarayang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara
wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit,
dan lain-lain.
C. Arti
Penting Lingkungan hidup Bagi Kehidupan
1. Lingkungan
sebagai tempat tinggal
Setiap makhluk
hidupakan bertempat tinggal didalam lingkungan tempat mereka berada. Makhluk
hidup akan selalu berkelompok dengan jenisnya masing-masing.
Didalam lingkunga
terdapat beberapa tingkatan makhluk hidup diantaranya :
Ø Individu :
makhluk hidup tunggal
Ø Populasi :
kumpulan individu yang sejenis yang hidup pada suatu daerah tertentu.
Ø Komunitas
: kumpulan populasi yang hidup pada suatu daerah tetentu.
Ø Ekosistem
: kumpulan komunitas yang berinteraksi dengan lingkungannya dan membentuk suatu
system.
2. Lingkungan
sebagai tempat mencari makan.
Keseimbangan lingkungan
atau ekosistem akan terjadi jika rantai makanan, jarring makanan, dan piramida
makanan tepat. Rantai makanan dalam suatu lingkungan. Pada dasarnya tiap-tiap
komponen dalam lingkunga hidup dapat dikatakan sebagai “ satu untuk yang lain’.
Contoh rumput dimakan rusa dan rusa dimakan harimau dan seterusnya.
Skema rantai makanan
dalam suatu lingkungan.
.
3. Lingkungan
sebagai Tempat Berlangsungnya Aktivitas
Sosial, Ekonomi,
Politik, Budaya, dan Lain-lain. Kehidupan manusia diwarnai oleh berbagai
aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan bagi hidupnya. Berkaitan dengan
mhal itulah terjalin interaksi sosial yang menunjukkan ketergantungan
antarmanusia dengan sesamanya. Melalui proses interaksi social manusia mampu
mencapai kesejahteraan bagi hidupnya.
4. Lingkungan
sebagai Wahana/Tempat bagi Kelanjutan
Kehidupan Tumpahnya
minyak mentah di laut lepas akibat kebocoran
kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara oleh asap, yang berarti ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.
kapal tanker, merupakan salah satu berita buruk bagi pola kehidupan di laut. Demikian pula kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra yang membawa dampak tercemarnya udara oleh asap, yang berarti ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kelangsungan hidup seluruh organisme di bumi ini sangat tergantung pada kondisi lingkungannya.
D. Bentuk-Bentuk
Kerusakan Lingkungan Hidup dan Faktor Penyebabnya
Lingkungan hidup
mempunyai keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Dengan
kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan
kuantitas. Penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan ini menyebabkan kondisi
lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan
makhluk hidup yang ada di dalamnya. Kerusakan lingkungan hidup dapat disebabkan
oleh beberapa faktor. Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat
dikarenakan proses alam dan karena aktivitas manusia.
1. Kerusakan
Lingkungan Akibat Proses Alam
Kerusakan lingkungan
hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi
secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup.
Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan, antara
lain meliputi hal-hal berikut ini.
a. Letusan
Gunung Api
Letusan gunung api
dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan
ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanis. Selain itu, letusan gunung api
selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa
vulkanik.
Aliran lava dan uap
panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya, sedangkan aliran
lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan
longsor lahan. Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari
tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu
vulkanis sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia
dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si)
yang sangat tinggi, sedangkan debu-debu vulkanis yang menempel di dedaunan
tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa
melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan mati. Dampak letusan gunung
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu
untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada
kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah
kembali ke kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur
karena mengalami proses peremajaan tanah.
b. Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah
getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan
gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi.
Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak,
aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah
tanah rusak, dan sebagainya. Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan
menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas
daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Masih ingatkah kalian dengan
peristiwa tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam di penghujung tahun 2004 yang
lalu? Contoh peristiwa gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain
gempa bumi yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh
Darussalam dengan kekuatan 9,0 skala richter. Peristiwa tersebut merupakan
gempa paling dasyat yang menelan korban diperkirakan lebih dari 100.000 jiwa.
Gempa bumi juga pernah melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006
dengan kekuatan 5,9 skala richter.
c. Banjir
Banjir merupakan salah
satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi
karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia
sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang
memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi
di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu,
banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan
hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun
karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan
akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena
tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil
budidaya manusia. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir
setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah
di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa
daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat
meluapnya DAS Bengawan Solo.
d. Tanah
Longsor
Karakteristik tanah
longsor hampir sama dengan karakteristik banjir. Bencana alam ini dapat terjadi
karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini
dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan
prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya. Peristiwa tanah longsor
pada umumnya melanda beberapa wilayah Indonesia yang memiliki topografi agak
miring atau berlereng curam. Sebagai contoh, peristiwa tanah longsor pernah
melanda daerah Karanganyar (Jawa Tengah) pada bulan Desember 2007
e. Badai/Angin
Topan
Angin topan terjadi
karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah sehingga
menyebabkan angin bertiup lebih kencang. Di beberapa belahan dunia, bahkan
sering terjadi pusaran angin. Bencana alam ini pada umumnya merusakkan berbagai
tumbuhan, memorakporandakan berbagai bangunan, sarana infrastruktur dan dapat
membahayakan penerbangan. Badai atau angin topan sering melanda beberapa daerah
tropis di dunia termasuk Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pernah dilanda
gejala alam ini. Salah satu contoh adalah angin topan yang melanda beberapa
daerah di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
f. Kemarau
Panjang
Bencana alam ini
merupakan kebalikan dari bencana banjir. Bencana ini terjadi karena adanya
penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi
lebih lama dari biasanya. Bencana ini menimbulkan berbagai kerugian, seperti
mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik-titik api penyebab
kebakaran hutan, dan menggagalkan berbagai upaya pertanian yang diusahakan
penduduk.
Dalam memanfaatkan
alam, manusia terkadang tidak memerhatikan dampak yang akan ditimbulkan.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia,
antara lain, meliputi hal-hal berikut ini.
a. Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran disebut juga
dengan polusi, terjadi karena masuknya bahan-bahan pencemar (polutan) yang
dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar tersebut pada
umumnya merupakan efek samping dari aktivitas manusia dalam pembangunan. Berdasarkan
jenisnya, pencemaran dapat dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran udara,
pencemaran tanah, pencemaran air, dan pencemaran suara.
1) Pencemaran
Udara
Pencemaran udara yang
ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain, disebabkan oleh asap sisa hasil
pembakaran, khususnya bahan bakar fosil (minyak dan batu bara) yang ditimbulkan
oleh kendaraan bermotor, mesin-mesin pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang
atau roket. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara, antara lain,
berkurangnya kadar oksigen (O2) di udara, menipisnya lapisan ozon (O3), dan
bila bersenyawa dengan air hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak
dan mencemari air, tanah, atau tumbuhan. Pecemaran udara di sebabkan oleh :
a) CO2
- Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar
fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
b) CO
(Karbon Monoksida) - Proses pembakaran dimesin yang tidak sempurna, akan
menghasilkan gas CO. Jika mesin mobil dihidupkan di dalam garasi tertutup,
orang yang ada digarasi dapat meninggal akibat menghirup gas CO. Menghidupkan
AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran
gas CO dari knalpot dapat masuk ke dalam mobil, sehingga bisa menyebabkan
kematian.
c) CFC
(Khloro Fluoro Karbon) - Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena tidak
bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk
mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es,
dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
d) SO
dan SO2 - Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran
fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen
oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut
hujan asam. Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati,
produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan
kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung
dan jembatan.
e) Asap
Rokok - Asap rokok bisa menyebabkan batuk kronis, kanker paru-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Perokok
dibedakan menjadi dua yaitu perokok aktif (mereka yang merokok) dan perokok
pasif (orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok). Perokok pasif
lebih berbahaya daripada perokok aktif.
Akibat yang ditimbulkan
oleh pencemaran udara, antara lain :
· Terganggunya
kesehatan manusia, misalnya batuk, bronkhitis, emfisema, dan penyakit
pernapasan lainnya.
· Rusaknya
bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
· Terganggunya
pertumbuhan tanaman, misalnya menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat
konsentrasi gas SO2 yang tinggi di udara.
· Adanya
peristiwa efek rumah kaca yang dapat menaikkan suhu udara secara global serta
dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub.
· Terjadinya
hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
2) Pencemaran
Tanah
Pencemaran Tanah disebabkan karena sampah plastik ataupun sampah anorganik lain
yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah. Pencemaran tanah juga dapat
disebabkan oleh penggunaan pupuk atau obat-obatan kimia yang digunakan secara
berlebihan dalam pertanian, sehingga tanah kelebihan zat-zat tertentu yang
justru dapat menjadi racun bagi tanaman. Dampak rusaknya ekosistem tanah adalah
semakin berkurangnya tingkat kesuburan tanah sehingga lambat laun tanah
tersebut akan menjadi tanah kritis yang tidak dapat diolah atau dimanfaatkan.
3) Pencemaran
Air
Pencemaran air terjadi
karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diuraikan dalam air, seperti
deterjen, pestisida, minyak, dan berbagai bahan kimia lainnya, selain itu,
tersumbatnya aliran sungai oleh tumpukan sampah juga dapat menimbulkan polusi
atau pencemaran. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air adalah rusaknya
ekosistem perairan, seperti sungai, danau atau waduk, tercemarnya air tanah,
air permukaan, dan air laut. Pencemaran Air, disebabkan oleh :
a) Limbah
Pertanian.
Limbah pertanian dapat
mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan
biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia,
orang yang memakannya akan mati. Untuk mencegahnya, upayakan memilih
insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta
bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan
penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke sungai. Pupuk
organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi),
karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal
ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air,
karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air terhalang
dan tidak dapat masuk ke dalam air, sehingga kadar oksigen dan sinar matahari
berkurang.
b) Limbah
Rumah Tangga
Limbah rumah tangga
berupa berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air
buangan manusia), atau bahan anorganik misalnya plastik, aluminium, dan botol
yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang tertimbun menyumbat saluran air dan
mengakibatkan banjir. Pencemar lain bisa berupa pencemar biologi seperti bibit
penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami
penguraian dan pembusukan, akibatnya kadar oksigen dalam air turun drastis
sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, akan
ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan
petunjuk biologis (bioindikator) parahnya limbah organik dari limbah pemukiman.
c) Limbah
Industri
Limbah industri berupa
polutan organik yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna,
polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan
panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan
sampai jarak ratusan kilometer. Tumpahan minyak mengancam kehidupan ikan,
terumbu karang, burung laut, dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya,
genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian
ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
d) Penangkapan
Ikan Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan
nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia),
atau aliran listrk untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan
tangkapan melainkan juga biota air lainnya.
Akibat yang ditimbulkan
oleh pencemaran air antara lain :
· Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
· Terjadinya
ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
· Pendangkalan
dasar perairan.
· Punahnya
biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
· Munculnya
banjir akibat got tersumbat sampah.
· Menjalarnya
wabah muntaber.
4) Pencemaran
Suara
Pencemaran suara adalah tingkat kebisingan yang sangat mengganggu kehidupan
manusia, yaitu suara yang memiliki kekuatan > 80 desibel. Pencemaran suara
dapat ditimbulkan dari suara kendaraan bermotor, mesin kereta api, mesin jet
pesawat, mesin-mesin pabrik, dan instrumen musik. Dampak pencemaran suara
menimbulkan efek psikologis dan kesehatan bagi manusia, antara lain,
meningkatkan detak jantung, penurunan pendengaran karena kebisingan (noise
induced hearing damaged), susah tidur, meningkatkan tekanan darah, dan dapat
menimbulkan stres.
b. Degradasi
Lahan
Degradasi lahan adalah
proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap kehidupan. Degradasi lahan
merupakan bentuk kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan lingkungan oleh
manusia yang tidak memerhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk degradasi
lahan, misalnya lahan kritis, kerusakan ekosistem laut, dan kerusakan hutan.
- Lahan
kritis dapat terjadi karena praktik ladang berpindah ataupun karena eksploitasi
penambangan yang besar-besaran.
- Rusaknya
ekosistem laut terjadi karena bentuk eksploitasi hasil-hasil laut secara
besar-besaran, misalnya menangkap ikan dengan menggunakan jala pukat,
penggunaan bom, atau menggunakan racun untuk menangkap ikan atau terumbu
karang. Rusaknya terumbu karang berarti rusaknya habitat ikan, sehingga
kekayaan ikan dan hewan laut lain di suatu daerah dapat berkurang.
- Kerusakan
hutan pada umumnya terjadi karena ulah manusia, antara lain, karena penebangan
pohon secara besar-besaran, kebakaran hutan, dan praktik peladangan berpindah.
Kerugian yang ditimbulkan dari kerusakan hutan, misalnya punahnya habitat hewan
dan tumbuhan, keringnya mata air, serta dapat menimbulkan bahaya banjir dan
tanah longsor.
E. Usaha-Usaha
Pelestarian Lingkungan Hidup
Usaha-usaha pelestarian
lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini,
usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab
pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan
masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa
kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan
masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar