A.
Pengertian
Bioteknologi
Bioteknologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada
ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular,mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi
secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun
keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi
hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara
lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam
jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat
ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada
masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal
rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk,
kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh
penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel
induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang
mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh
seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa
genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan
sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan
tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraianminyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik
(racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
B.
Dasar
pengembangan Bioteknologi
Pada
masa lalu, bioteknologi selalu diartikan sebagai teknologi fermentasi. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, bioteknologi semakin berkembang tidak hanya
pada mikroorganisme sehingga definisi bioteknologi berubah menjadi lebih
luas.
Dari
sekian banyak definisi bioteknologi, salah satu definisi yang dibuat oleh
United Nation Convention on Biological Diversity mencakup semua dan paling
luas. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bioteknologi adalah semua aplikasi
teknologi yang menggunakan sistem biologi, organisme hidup, atau turunannya
untuk membuat atau memodifikasi produk atau proses untuk keperluan umum.
Salah
satu ciri dari bioteknologi adalah digunakannya agen biologi dalam
proses tersebut. Agen biologi tersebut dapat berupa mikro organisme, hewan,
tumbuhan, atau bagian dari makhluk hidup tersebut. Dari penjelasan tersebut
secara sederhana dapat dibuat alur bioteknologi seperti pada bagan berikut.
Bioteknologi
secara sederhana telah dikenal manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Contohnya,
di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, atau keju. Saat ini,
bioteknologi berkembang pesat terutama di negara-negara maju. Kemajuan ini
ditandai dengan ditemukannya berbagai teknologi, misalnya rekayasa genetika,
kultur jaringan, rekombinasi DNA dan kloning.
Perkembangan
bioteknologi sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu dasar, seperti
perkembangan mikrobiologi, genetika, dan biokimia. Mikrobiologi mempunyai
peranan sangat penting karena studi awal mengenai manipulasi genetika dilakukan
terhadap kelompok mikroorganisme.
Penelitian
awal terhadap mikroorganisme relatif lebih sederhana dibandingkan kelompok
makhluk hidup lainnya. Selain itu, kelompok mikroorganisme mudah ditumbuhkan;
pertumbuhannya relatif cepat, mudah dilakukan persilangan, analisis genetika,
fisiologi, dan biokimia. Penelitian awal mengenai makhluk hidup transgenik
hasil persilangan gen juga dilakukan terhadap mikroorganisme.
Mikrobiologi
bukan satu-satunya ilmu dasar yang berperan penting dalam pengembangan
bioteknologi. Genetika dan biokimia pun berperan penting dalam pengembangan
bioteknologi. Genetika beserta pemahaman mengenai pola perwarisan sifat dan
substansi genetik menjadi dasar dalam teknologi rekombinasi DNA, persilangan,
dan mutasi. Biokimia memberikan dasar pemahaman mengenai struktur genetik dan
makromolekul lain, misalnya enzim.
Pada
akhirnya, mikrobiologi, genetika, dan biokimia berkembang secara simultan dan
saling memengaruhi sehingga mendorong perkembangan bioteknologi. Ketiga ilmu
dasar tersebut selanjutnya mendukung perkembangan biologi molekular sebagai
suatu disiplin ilmu baru yang melandasi pegetahuan mengenai makhluk hidup
dilihat dari molekul pembentuknya. Biologi molekular menjadi ilmu yang
mendasari bioteknologi modern.
Ilmu-ilmu
dasar dan teknologi yang lain juga mempunyai peranan penting dalam perkembangan
bioteknologi. Perkembangan bioteknologi saat ini sudah sedemikian luas sehingga
batasan antardisiplin ilmu dan antarteknologi semakin tipis dan sulit
dibedakan. Secara ringkas, hubungan antardisiplin ilmu dan teknologi yang turut
mengembangkan bioteknologi terangkum dalam Bagan berikut.
Beberapa
disiplin ilmu dan teknologi yang mendukung bioteknologi menghasilkan
cabang-cabang bioteknologi baru, di antaranya, bioteknologi pertanian,
bioteknologi lingkungan, bioteknologi kesehatan, dan bioteknologi industri.
Pada saat ini, bioteknologi tidak hanya terbatas pada eksperimen di
laboratorium, melainkan sudah berkembang menjadi industri besar.
C.
Peran
Bioteknologi
Kemajuan
di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa
genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari
bermacam-macam golongan.
Bioteknologi
secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu
organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada
organisme tersebut.
Perubahan
sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya
organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang
menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi, antara lain:
-
Jagung resisten hama
serangga
-
Kapas resisten hama serangga
-
Pepaya resisten virus
- Enzim pemacu produksi susu pada sapi
-
Padi mengandung vitamin A
-
Pisang mengandung vaksin hepatitis
D.
Pemanfaatan
Bioteknologi
1. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
Dewasa
ini telah banyak ditemukan bibit unggul dengan mengadakan hibridisasi sehingga
mendapatkan varietas baru yang diinginkan. Melalui teknik hibridisasi telah
didapatkan varietas unggul seperti kacang-kacangan dan serealia. Varietas padi
yang bersifat unggul memiliki rasa yang enak, tahan penyakit, daya simpan lama
dan berumur pendek.
Pengendalian
hama dewasa ini telah dikembangkan melalui pengendalian hama secara biologis,
karena penggunaan pestisida dapat menyeabkan hama menjadi resisten, sisa pestisida
dapat mencemari lingkungan dan residunya tersimpan dalam tanaman yang akan
menimbulkan berbagai masalah bagi kehidupan manusia. Pengendalian hama dpat
dilakukan dgn berbagai cara antara lain :
-
memanfaatkan predator alamiah, contoh :
hama lebah penyengat untuk kupu-kupu artona yang merusak kelapa.
-
memutuskan siklus hidup hama, misalnya
dengan mengadakan rotasi tanaman
-
menggunakan bibit unggul tahan lama,
misalnya VUTW ( Varietas Unggul Tahan Wereng )
-
Penyediaan bahan makanan khususnya
perbanyakan bibit tanaman dikembangkan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan
tanaman perkebunan yang diperbanyak secara vegetatif dan menghasilkan banyak
tanaman klon dari sejumlah jaringan awal
2. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan
dewasa
ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di
bawah ini :
-
Memerangi penyakit jantung dan saluran
darah, kanker dan kencing manis.
- Mendapatkan antibiotika yang lebih baik
dan lebih murah untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah
menjadi resisten terhadap antibiotika konvensional.
- Menemukan vaksin untuk melawan virus
(hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
- Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat
dan tepat untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
- Penyempurnaan metode pencangkokan organ
yang sesuai agar tidak terjadi proses penolakan.
- Penyempurnaan teknik perbaikan kimia
tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.
Sebelum
rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan ekstraksi
insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya
dan insulin yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun
resistensi. Setelah teknik rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah
dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan
menyematkan gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri.
Untuk
membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode asam amino
insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen
rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara
terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya
menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada
ujung 3’. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid.
Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. colidibiakkan dalam medium
yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa.
Sebab itu bakteri akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini
disintesis pula rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa
metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida
akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan
terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka
terjadilah insulin asli manusia.
Saat
ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula
insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli.
Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin
dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia .
3. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang pangan
Dalam
perkembangan tentang bahan makanan saat sekarang ini banyak dipengaruhi oleh
bantuan mikroorga nisme yang menguntungkan. Berdasarkan hasil percobaan,
berikut ini ditampilkan tabel pemanfaatan mikroorganisme baik fermentasi
substrat padat, hasil, dan mikrobanya.
Mikroorganisme (mikroba) yang bermanfaat
Mikroorganisme (mikroba) yang bermanfaat
Selain
tabel tentang manfaat mikroorganisme, berikut ini juga ditampilkan tabel
tentang beberapa manfaat enzim hasil aktivitas dari mikroorganisme (mikroba)
beserta peman faatannya
Mikroorganisme,
Enzim, dan Pemanfaatannya
Mikroorganisme
sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme dapat mengubah
suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi,
rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik.
Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan
sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.
Dibalik
manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama
kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan
beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang
pangan khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil
pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari pangan
hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai
pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman
dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan
lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel
tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan
meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses
fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar
sebagai bahan pangan .
Penggunaan
bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang bersifat
embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif.
Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat
menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui “penggantian” gen. Pada
kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya
godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan manusia super
atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang telah mengalami modifikasi secara
genetik belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping
resiko genetik atau adanya residu antibiotik pada daging yang akan termakan
oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang, demikian pendapat sebagian
orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk
makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi kandungan lemak
dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah dicerna.
Dampak
ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini sungguh dahsyat.
Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara pandang tradisional
kita, tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan
secara umum membantu manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga falsafah
Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan bahwa hanya Tuhan yang dapat
memecahkan problem manusia) berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya
dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperbesar
kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga
akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap
kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi.
Untuk
mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun bioteknologi maka
manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang ditulis
Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia
harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
4. Pemanfaatan
Bioteknologi Dalam Bidang Perternakan dan Perikanan.
Penggunaan
bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi:
-
teknologi produksi, seperti inseminasi
buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing
sperma maupun embrio, cloning dan spliting.
- rekayasa genetika, seperti genome
maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi
molekuler,
-
peningkatan efisiensi dan kualitas
pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan
-
bioteknologi yang berkaitan dengan
bidang veteriner (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
Teknologi
reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah,
-
transfer embrio berupa teknik Multiple
Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara
luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk
menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi.
-
kloning telah dimulai sejak 1980an
pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu
menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda.
-
produksi embrio secara in vitro,
teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro
Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi,
babi dan domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro
(Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan
teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet)
pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul
sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan
mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari
satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil
memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia,
bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin
manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat
dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari
(over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya
peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui
adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan
pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok,
yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang
bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur
meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler
seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan
dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan bioremediasi.
Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk
mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan
yang non spesifik, misalnya lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah
diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada
pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam
pencernaan dan lingkungan perairan.
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan
mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati
fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi
secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen
asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan
transgenik, yaitu:
-
isolasi gen (clone DNA) yang akan
diinjeksi pada telur,
-
identifikasi gen pada anak ikan
yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan
- keragaman dari turunan ikan yang
diinjeksi gen asing tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar