A. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya agar
tetap hidup (survive) dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi
merupakan proses evolusi yang mana sesebuah populasi mampu mempersuaikan
dirinya dengan habitatnya. Proses ini berlaku selama turun-temurun
lamanya, sebagai satu fenomena biologi yang asas.
Asumsi dasar adaptasi berkembang
dari pemahaman yang bersifat evolusionari yang senantiasa melihat manusia
selalu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya, baik
secara biologis/genetik maupun secara budaya. Proses adaptasi dalam evolusi
melibatkan seleksi genetik dan varian budaya yang dianggap sebagai jalan
terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Adaptasi merupakan juga
suatu proses yang dinamik karena baik organisme maupun lingkungan sendiri tidak
ada yang bersifat konstan/tetap
B. Macam-macam Adaptasi
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan
penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung
sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi morfologi mudah diamati, dan
biasanya disebabkan karena adanya perbedaan jenis makanan dan habitat.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah upaya
penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Biasanya adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia tertentu untuk membantu
proses metabolisme tubuh. Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk
hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah
penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku lebih mudah diamati
daripada adaptasi fisiologi. Adaptasi tingkah laku ini biasanya berhubungan
erat dengan makanan, udara dingin, dan sistem pertahanan.
C. Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi)
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa olehgen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup
dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi. Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi, sedangkan
adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang
terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi
perubahan lingkungan.
Mekanisme utama yang mendorong
evolusi:
seleksi alam yang
merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini
terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang
besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya
yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasiterjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam.
Hanyutan
Genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan
sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu
populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat
akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pada tahun 1859 Charles
Darwin, On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Darwin mengajukan
lima teori perihal evolusi:
-
Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal
keberadaannya
-
Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
-
Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
-
Terjadi pertambahan jumlah spesies dan
percabangan garis keturunan
-
Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi
Karya Darwin dengan segera
diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930,
teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,
membentuk sintesis evolusi modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam).
Evolusi makhluk hidup dapat
dibuktikan berdasarkan penemuan fosil. Fosil adalah sisa makhluk hidup dari
zaman purba yang telah membatu dan tertanam dalam lapisan tanah. Fosil sangat
penting sebagai sumber penelitian asal-usul manusia, hewan, dan tumbuhan. Dari
fosil, dapat diketahui jenis makhluk hidup yang pernah hidup pada zaman dahulu,
lamanya hidup, kekerabatannya dengan makhluk hidup sekarang, dan faktor yang
menyebabkan makhluk hidup itu punah.
Selain penemuan fosil, evolusi
dapat diketahui dengan cara membandingkan organ tubuh makhluk hidup. Makhluk
hidup yang berbentuk asalnya sama dapat mengalami evolusi sehingga bentuk organ
mengalami perubahan struktur dan fungsi. Organ-organ yang mengalami perubahan
itu disebut homolog.
Namun terbukti bahwa makhluk
hidup di Bumi tidak berevolusi melalui kebetulan, seperti pernyataan para
evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup adalah karya sang Pencipta. Para
ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak adanya alternatif ketiga.
Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan “Organisme hanya mungkin muncul di
muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna,. Jika tidak, berarti organisme
telah terbentuk dari spesies pendahulunya melalui suatu proses perubahan. Jika
organisme muncul dalam wujud telah terbentuk sempurna, pastilah organisme itu
diciptakan oleh suatu kecerdasan Mahakuasa”.
Semua hasil penggalian dan
penelitian selama seratus tahun atau lebih bertentangan dengan pendapat kaum
evolusionis yang menyatakan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dalam
wujud sempurna tanpa cacat, atau dengan kata lain makhluk hidup telah
“diciptakan”. Tidak ada fosil yang dapat disebut sebagai makhluk transisi atau
tahap perantara. Paleontologi menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu
lainnya: Makhluk hidup tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya,
pada saat kaum evolusionis mencoba membuktikan teori mereka yang tidak
berdasarkan fakta itu, mereka justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan
tangan mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar