Kamis, 05 Juni 2014

adaptasi dan evolusi

A. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya agar tetap hidup (survive) dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi merupakan proses evolusi yang mana sesebuah populasi mampu mempersuaikan dirinya dengan habitatnya. Proses ini berlaku selama turun-temurun lamanya, sebagai satu fenomena biologi yang asas.
Asumsi dasar adaptasi berkembang dari pemahaman yang bersifat evolusionari yang senantiasa melihat manusia selalu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan alam sekitarnya, baik secara biologis/genetik maupun secara budaya. Proses adaptasi dalam evolusi melibatkan seleksi genetik dan varian budaya yang dianggap sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan. Adaptasi merupakan juga suatu proses yang dinamik karena baik organisme maupun lingkungan sendiri tidak ada yang bersifat konstan/tetap

B. Macam-macam Adaptasi
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi morfologi mudah diamati, dan biasanya disebabkan karena adanya perbedaan jenis makanan dan habitat.

2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah upaya penyesuaian fungsi alat-alat tubuh makhluk hidup terhadap lingkungannya. Biasanya adaptasi fisiologi melibatkan zat-zat kimia tertentu untuk membantu proses metabolisme tubuh. Adaptasi fisiologi ini dapat terjadi pada semua makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, maupun manusia.

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku lebih mudah diamati daripada adaptasi fisiologi. Adaptasi tingkah laku ini biasanya berhubungan erat dengan makanan, udara dingin, dan sistem pertahanan.

C. Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa olehgen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi, sedangkan adaptasi timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan.
Mekanisme utama yang mendorong evolusi:
seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasiterjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
Hanyutan Genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Pada tahun 1859 Charles DarwinOn the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi:
      -          Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
      -          Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
      -          Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
      -          Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
      -          Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi
Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Evolusi makhluk hidup dapat dibuktikan berdasarkan penemuan fosil. Fosil adalah sisa makhluk hidup dari zaman purba yang telah membatu dan tertanam dalam lapisan tanah. Fosil sangat penting sebagai sumber penelitian asal-usul manusia, hewan, dan tumbuhan. Dari fosil, dapat diketahui jenis makhluk hidup yang pernah hidup pada zaman dahulu, lamanya hidup, kekerabatannya dengan makhluk hidup sekarang, dan faktor yang menyebabkan makhluk hidup itu punah.
Selain penemuan fosil, evolusi dapat diketahui dengan cara membandingkan organ tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup yang berbentuk asalnya sama dapat mengalami evolusi sehingga bentuk organ mengalami perubahan struktur dan fungsi. Organ-organ yang mengalami perubahan itu disebut homolog.
Namun terbukti bahwa makhluk hidup di Bumi tidak berevolusi melalui kebetulan, seperti pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup adalah karya sang Pencipta. Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak adanya alternatif ketiga. Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan “Organisme hanya mungkin muncul di muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna,. Jika tidak, berarti organisme telah terbentuk dari spesies pendahulunya melalui suatu proses perubahan. Jika organisme muncul dalam wujud telah terbentuk sempurna, pastilah organisme itu diciptakan oleh suatu kecerdasan Mahakuasa”.

Semua hasil penggalian dan penelitian selama seratus tahun atau lebih bertentangan dengan pendapat kaum evolusionis yang menyatakan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dalam wujud sempurna tanpa cacat, atau dengan kata lain makhluk hidup telah “diciptakan”. Tidak ada fosil yang dapat disebut sebagai makhluk transisi atau tahap perantara. Paleontologi menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu lainnya: Makhluk hidup tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya, pada saat kaum evolusionis mencoba membuktikan teori mereka yang tidak berdasarkan fakta itu, mereka justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan tangan mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar