Pertanyaan :
1. Jelaskan perkembangan perbankan elektronik di Indonesia?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis- jenis e- banking ?
3. Jelaskan prinsip penerapan e- banking dan m- banking ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan internasional electronics ford thonsfers?
Jawaban :
1. Perkembangan Teknologi Perbankan Elektronik :
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, telah menciptakan jenis-jenis dan peluang-peluang bisnis yang baru di mana transaksi-transaksi bisnis makin banyak dilakukan secara elektronika. Sehubungan dengan perkembangan teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti misalnya melakukan jual-beli. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan kita. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu internet banking atau yang lebih dikenal dengan E-Banking, yang merupakan bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. E-Banking pada dasarnya merupakan suatu kontak transaksi perbankan antara pihak bank dan nasabah dengan menggunakan media internet.
2. Jenis - jenis E-banking :
Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Direct Payment (also electronic bill payment). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tadi ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain3. Prinsip Penerapan E-Banking dan M-Banking :
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. E-banking didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui elektronik, saluran komunikasi interaktif.
Banking meliputi sistem yang memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun bisnis, untuk mengakses rekening, melakukan transaksi bisnis, atau mendapatkan informasi produk dan jasa bank melalui jaringan pribadi atau publik, termasuk internet. Nasabah dapat mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronis seperti komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.Contoh-contoh E-Banking yang diterapkan di dalam sebuah bank adalah :
· ATM, Automated Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri
Ini adalah saluran e-Banking paling populer yang kita kenal. Setiap kita pasti mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM. Fitur tradisional ATM adalah untuk mengetahui informasi saldo dan melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan yang terkini transfer ke bank lain (dalam satu switching jaringan ATM). Selain bertransaksi melalui mesin ATM, kartu ATM dapat pula digunakan untuk berbelanja di tempat perbelanjaan, berfungsi sebagai kartu debit. Bila kita mengenal ATM sebagai mesin untuk mengambil uang, belakangan muncul pula ATM yang dapat menerima setoran uang, yang dikenal pula sebagai Cash Deposit Machine/CDM. Layaklah bila ATM disebut sebagai mesin sejuta umat dan segala bisa, karena ragam fitur dan kemudahan penggunaannya.
· Phone Banking
Ini adalah saluran yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi dengan bank via telepon. Pada awalnya lazim diakses melalui telepon rumah, namun seiring dengan makin populernya telepon genggam/HP, maka tersedia pula nomor akses khusus via HP bertarif panggilan flat dari manapun nasabah berada. Pada awalnya, layanan Phone Banking hanya bersifat informasi yaitu untuk informasi jasa/produk bank dan informasi saldo rekening serta dilayani oleh Customer Service Operator/CSO. Namun profilnya kemudian berkembang untuk transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (a.l. voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain; serta dilayani oleh Interactive Voice Response (IVR). Fasilitas ini boleh dibilang lebih praktis ketimbang ATM untuk transaksi non tunai, karena cukup menggunakan telepon/HP di manapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke bank lain.
· Internet Banking
Ini termasuk saluran teranyar e-Banking yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), pembelian (voucher dan tiket), dan transfer ke bank lain. Kelebihan dari saluran ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
· SMS/m-Banking
Saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (a.l. kartu kredit, listrik, dan telepon), dan pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan, namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms.
Di balik kemudahan e-Banking tersimpan pula risiko, untuk itu diperlukan pengaman yang baik. Lazimnya untuk ATM, nasabah diberikan kartu ATM dan kode rahasia pribadi (PIN); sedangkan untuk Phone Banking, Internet Banking, dan SMS/m-Banking, nasabah diberikan kode pengenal (userid) dan PIN. Sebagai pengaman tambahan untuk internet banking, pada bank tertentu diberikan piranti tambahan untuk mengeluarkan PIN acak/random. Sedangkan untuk SMS Banking, nasabah diminta untuk meregistrasikan nomor HP yang digunakan.
Dengan beragamnya kemudahan transaksi via e-Banking, kini pilihan ada di tangan kita untuk memanfaatkannya atau tidak. Namun mengingat tidak semua bank menyediakan layanan-layanan tersebut, maka seberapa pintarkah bank kita? Untuk dapat bertransaksi pintar, kini saatnya memilih bank pintar kita, tentunya sesuai kebutuhan transaksi.
4. Internasional Elektronik Fund Transfer :
Electronic Funds Transfer Systems (EFTS) sudah menjadi metode utama yang melibatkan pembayaran dana dalam jumlah besar yang dilakukan lembaga keuangan dan nasabah bisnisnya. EFT didefinisikan sebagai pemindahan dana yang diawali dari terminal elektronik, instrument telpon, computer, atau magnetic tape untuk memesan, memerintahkan, atau memberikan kewenangan kepada lembaga keuangan untuk mendebet atau mengkredit rekening. Kemampuan lembaga keuangan untuk menyediakan jasa-jasa tersebut seiring dengan perkembangan teknologi computer dan teknologi komunikasi data.
sumber : http://roniraffa.blogspot.com/2015/06/terapan-komputer-perbankan.html
YAWN!!
Sabtu, 04 Juli 2015
Minggu, 17 Mei 2015
Struktur Informasi dan Hubungan Antar Sub Sistem Aplikasi Bank
I. Pendahuluan
Fungsi teknologi informasi di sektor keuangan, termasuk perbankan secara umum
adalah untuk meningkatkan daya saing bank yang ditunjukkan dengan kecepatan,
ketepatan, efisiensi, produktifitas, validitas dan pelayanan yang semakin
meningkat. Peningkatan kinerja dan daya saing bank tersebut dimungkinkan dengan
keberadaan teknologi informasi yang biasa berfungsi sebagai media yang biasa
melakukan transaksi, mencakup wilayah geografis yang luas, analisis data,
otomatisasi operasional bank, penyedian informasi, memproses kegiatan bank
secara sekuensial, pengelolaan pengetahuan berbasis teknologi, serta fungsi
disintermediasi yang memungkinkan pihak bank dan nasabahnya seolah-olah tidak
ada penghalang dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing
II. Pembahasan
HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM APLIKASI PADA OPERASIONAL BANK
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keuangan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan sistem aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub sistem yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan. Hubungan tersebut bisa dilihat pada gambar berikut.
Kriteria Pemilihan Perangkat Lunak Perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank,
sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya
dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah.
Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui
computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan
pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic;
homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa contoh
jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller Machine
(ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic fund
transfer system, dan otomatisasi kliring. Fungsi teknologi informasi (TI) telah
mengalami perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini.
Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya. Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility) Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly) Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system) Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
sumber : http://aurisophanz.blogspot.com/2013/09/kriteria-pemilihan-teknologi-perangkat.html
Fungsi TI yang semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek operasionalnya. Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank. Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun, melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak. Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap bank. Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility) Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly) Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system) Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan Kinerja software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code Software perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman aslinya atau source code.
sumber : http://aurisophanz.blogspot.com/2013/09/kriteria-pemilihan-teknologi-perangkat.html
Perkembangan Teknologi Komputer di Perbankan
Semakin majunya teknologi di dunia transaksi
perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah
transaksi dengan nasabah. yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu /
nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk
menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi
berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan
dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dalam dunia perbankan, perkembangan teknologi
informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa seperti :
- Adanya transaksi berupa
Transfer uang via mobile maupun via teller.
- Adanya ATM ( Auto Teller
Machine ) pengambilan uang secara cash secara 24 jam.
- Penggunaan Database di
bank – bank.
- Sinkronisasi data – data
pada Kantor Cabang dengan Kantor Pusat Bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau
komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya :
email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi
informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti
halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking
dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank
yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang
berdasarkan teknologi.
Kriteria pemilihan teknologi perangkat lunak
perbankan
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank, sudah
lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya dalam
menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah.
Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui
computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan
pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic;
homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa
contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller
Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic
fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami
perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang
semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau
unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada
berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja tersebut
mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan aspek
operasionalnya.
Fasilitas pengolahan data yang tersedia di bank saat
ini merupakan hasil kemajuan teknologi dan kebutuhan untuk menjalankan operasi
secara sistematis dan baik sesuai dengan aliran masuk dan keluar dana bank.
Fasilitas tersebut berfungsi untuk menangani, memilih, menghitung, menyusun,
melaporkan, dan mengirimkan informasi. Jadi penggunaan TI di bank dimaksud
adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan data kegiatan
usaha perbankan sehingga dapat memberikan hasil yang akurat, benar, tepat
waktu, dan dapat menjamin kerahasiaan informasi (sesuai peraturan Bank
Indonesia).
Fungsi TSI yang tepat tidak terlepas dari criteria
pemilihan jenis teknologi yang akan digunakan oleh bank. Sistem aplikasi
computer yang digunakan di bidang perbankan harus bisa mengakomodasikan semua
kebutuhan bank dan sesuai dengan ketentuan otoritas moneter (salam hal ini
adalah Bank Indonesia). Hal ini memerlukan pemilihan software computer
mengingat jenis software yang ada dan ditawarkan di pasar relative banyak.
Secara umum pemilihan ini berdasarkan kesesuaian antara kapasita bank dengan
fasilitas atau kemampuan software yang akan dipilih sehingga investasi yang
telah dikeluarkan benar-benar efektif dan memberikan nilai tambah terhadap
bank.
Sebagai contoh, Bank yang kapasitasnya relative
kecil, misalnya Bank Perkreditan Rakyat atau BPR kurang relevan bila
menggunakan system aplikasi computer yang menyediakan fasilitas transaksi dalam
valuta asing atau pengelolaan giro. Hal ini menginbgat bahwa BPR tidak boleh
melakukan transaksi dalam valuta asing dan tidak ikut dalam lalu lintas
pembayaran giral. Penggunaan software tersebut menjadi tidak efisien dan biaya
investasinya lebih besar dibandingkan dengan nilai tambah yang dihasilkannya.
Kriteria pemilihan software computer perbankan yang
baik sesuai dengan kebutuhan bank secara umum berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis dan klasifikasi data bank yang relative banyak
harus bisa ditampung oleh software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan
segi keamanan datanya. Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi
harian yang besar memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan
kecepatan prosesor yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika
menggunakan mesin besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas
dan cakupan geografis BPR biasanya relative kecil.
2. Keluwesan (Flexibility)
Operasional bank selalu berkembang dengan kebutuhan
yang berubah-ubah dan mungkin bertambah di kemudian hari walaupun informasi
dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa diantisipasi oleh perangkat lunak
computer sampai batas-batas tertentu. Setiap bank mempunyai system dan prosedur
yang mungkin berbeda meskipun data atau informasi dasar yang diolahnya sama.
Perangkat lunak computer yang fleksibel dapat digunakan oleh dua bank yang
kapasitasnya sama tetapi system dan prosedurnya berbeda.
3. Sistem Keamanan
Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of
trusth), bank memerlukan system keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan
data atau keuangan nasabah; serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan
oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Software computer perbankan yang
baik harus menyediakan fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4. Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian mudah dioperasikan bukan berarti setiap
pemakai (user) bisa mengakses ke software tersebut tetapi petugas yang memang
mempunyai kewenangan mudah mengoperasikan proses yang menjadi tanggung
jawabnya. Tahap input, proses, dan output yang dilakukan pada software tersebut
tidak menjadi penghambat dalam kegiatan perbankan secara keseluruhan. System
aplikasi computer yang baik bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian
yaitu dengan memberikan error message dan memberikan petunjuk pemecahan
masalahnya.
5. Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data atau informasi yang dibutuhkan harus bisa
disajikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti. Bank memerlukan
laporan-laporan yang lengkap dan jelas tersebut terutama dalam proses
pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang bisa dimengerti oleh
pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan setiap bank menjadi
lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6. Aspek Pemeliharaan
Kinerja software perbankan diharapkan relative
stabil selama bank beroperasi. Kondisi ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang
baik, dalam arti secara teknis tidak sulit dilakukan dan tidak membutuhkan
biaya yang relative mahal. Pemeliharaan ini juga menyangkut pergantian atau
perbaikan teknis peralatan dan modifikasi atau pengembangan software.
7. Source Code
Software perbankan biasanya merupakan program paket
yang sudah di-compile sehingga menjadi excecutable file. File program tersebut
relative tidak bisa dirubah atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan
perubahan atau fasilitas tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa
diatasi jika pihak bank mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk
bahasa pemrograman aslinya atau source code.
8. Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem
aplikasi bank
Hubungan antar sub sistem aplikasi pada operasional
bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Trend Produk Sistem Informasi Perbankan
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan
layanan:
Tabungan
Deposito
Giro
Kartu Debit
Kartu Kredit
Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu
Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access
Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat
perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya,
dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle
dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari
jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM,
dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan
transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
Mengecek saldo
Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan
Tunai
Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas
Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh
pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin
beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin
meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia
seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya
bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk
layanan berbasis on-line seperti:
Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai
antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
Packet software keuangan (Quicken,
MoneyOne, BankNow)
Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang
tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat
diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap
Bank.
Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan
informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi,
melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan
strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman,kemudahan, kecepatan dan harga
jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan
unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu
menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta
dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi
perbankan
A. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum
berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa
Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga
setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar
informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
B. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang
mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan
ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah,
bulletin di internal perusahaannya (private network).
C. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru
perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski
dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
D. World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas
Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim
informasi melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang
terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap
komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari
tempat yang jauh.
E. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan
fasilitas Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara
langsung tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk
melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar keduabelah pihak dapat bertransaksi secara
langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai,
Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order
Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran
dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah
proses order terpenuhi persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang
konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai
monitoring kelengkapan dokumennya.
F. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan,
penjualan ritel melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini
membuktikan jalur internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan
dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back
end)
j. Cara mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan
retail konvensional :
1. Kecepatan menanggapi: Lebih cepat
menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan terhadap informasi:
Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu berubah:
pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus
perkembangan produk
4. Kemantapan eksekusi: selain
kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga menuntut kecepatan
pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi
supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan operasional:
Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas upaya
mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan dengan memanfaatkan
web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
3. Menciptakan kerjasama baru
4. Mengolola kompleksitas dalam
waktu seketika
5. Mengoptimalisasi hal-hal tak
terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat
membantu dalam mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain
menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi
pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan
e-retailing.
G. e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan
internet protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya
secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal
dan SIM on-line.
H. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan
Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak
pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam,
kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang
mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
I. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan
sehingga dapat digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN
Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan
menjamin keamanan data base masing-masing pengguna.
J. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga
memungkinkan untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu
secara up to date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)
Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas
merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung
terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam
memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha,
namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun
skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk
membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung
semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka
rumusan solusi yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi
solusi bagi perusahaan.
Enterprise Solutions Framework
4. Perusahaan Terextensi
|
Transaksi Pelanggan dan PenyuplaiPenjualan dan
transaksi lainnya secara online
|
Komunikasi MarketingBerhubungan dengan pemegang
saham di luar
|
Pembangunan EkosistemPengoperasian aliansi, pasar,
kelompok yang berminat
|
Sistem untuk menghadapi pasarMenggunakan
cyberspace sebagai ruang bisnis utama
|
|
EXTRANET
|
|||||
3. Perusahaan Terintegrasi
|
Sistem Data dan Aplikasi perusahaanMembangun
database dan aplikasi perusahaan
|
Komunikasi seluruh perusahaanMendorong komunikasi
fungsi-silang
|
Manajemen Pengetahuan PerusahaanMeningkatkan
Modal intelektual dan praktek-praktek terbaik
|
Inovasi Proses PerusahaanMerekayasa ulang proses
bisnis
|
|
2. Kelompok kerja terotomasi
|
Sistem Data dan Aplikasi Kelompok kerjaMembangun
database dan aplikasi departemen
|
Komunikasi Kelompok kerjaMendorong komunikasi
fungsi-silang
|
Kolaborasi Kelompok KerjaMampu melakukan penemuan
dan pembuatan keputusan secara kolektif
|
Inovasi Proses Kelompok kerjaMemperbaiki
pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
|
|
INTRANET
|
|||||
1. Individu yang berkompeten diberdayakan
|
Pembuatan, Akses dan Penggunaan DataMampu
melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai
|
Akses dan Otorisasi InformasiMampu melakukan
pembuatan, akses dan distribusi informasi
|
Pelatihan, Pendidikan dan KeahlianMampu melakukan
pembuatan, akses dan distribusi keahlian
|
Integrasi Alur kerjaMemastikan integrasi ke dalam
sistem alur kerja
|
|
A. DATA
|
B. INFORMASI
|
C. PENGETAHUAN
|
D. PEKERJAAN
|
||
Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Tidak Terstruktur
|
Terstruktur
|
||
SISTEM INFORMASI PERBANKAN SYARIAH
Dalam melakukan kegiatannya perbankan syariah
bekerja sama dengan bidang teknologi informasi untuk membangun sistem informasi
perbankan syariah dengan membuat aplikasi khusus yang dapat mempermudah
semua proses-proses transaksi yang ada diperbankan syariah yang salah
satunya adalah proses transaksi jual beli salam. Dan sudah menjadi sesuatu yang
sangat relatif bila dikatakan bahwa sebuah aplikasi teknologi perbankan syariah
itu baik atau lebih baik dari aplikasi yang lain ( Zachman, John A., A
framework in information systems Architecture, New York: IBM Systems Journal
26, No.23, 1999 ). Tetapi seorang ahli teknologi informasi Eropa
menerangkan bahwa aplikasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
penting dan saling berhubungan, yaitu:
a. Sifat Operasional Aplikasi ( Product
Operation )
Untuk melihat sifat operasional aplikasi, hal-hal
yang diukur adalah berhubungan dengan teknis analisis perancangan aplikasi dan
arsitekturnya. Seorang pakar Inggris bernama McCall merumuskan
kualitas Product Operation sebagai berikut:
1. Correctness, yaitu s ejauh mana
suatu aplikasi memenuhi spesifikasi dan objectives dari users. Dalam
hal ini yang harus kita perhitungkan adalah sejauh mana pengembang internal
maupun eksternal ( vendor ) dapat mengetahui kebutuhan bisnis (business requirement ).
Dalam hal ini mereka harus mengerti bahwa ada beberapa perbedaan signifikan
antara arsitektur bank konvensional dengan arsitektur bank syariah;
2. Reliability yaitu kemampuan sebuah
aplikasi melaksanakan kemampuan sesuai dengan fungsinya dan ketelitian yang
akurat;
3. Efficiency yaitu seberapa besar
kapasitas parameter yang mendukung modul-modul yang saling berkaitan untuk
memudahkanuser membuat turunan produk, interfacing antar modul
serta interfacing terhadap aplikasi lain yang mungkin dihubungkan
untuk mendukung suatu transaksi;
4. Integrity yaitu sejauh mana akses ke
aplikasi dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan, seberapa
tinggi akurasi dan tingkat security yang dimiliki; dan
5. Usability yaitu f aktor ini
menentukan sejauh mana kemudahan user mempelajari, menggunakan dan
mengerti output yang dihasilkan.
b. Kemampuan aplikasi dalam menjalani perubahan
( Product Revision )
Dalam perjalanan suatu usaha senantiasa terdapat
perubahan-perubahan baik dari sisi strategi maupun perubahan yang diakibatkan
oleh regulasi. Oleh karena itu ada beberapa faktor pokok yang harus
dipertimbangkan adalah:
1) Maintainability yaitu usaha untuk
menemukan perbaikan dari kesalahan ( error ) maupun usaha untuk
melakukan perubahan;
2) Flexibility yaitu usaha yang diperlukan
untuk melakukan modifikasi, terutama terhadap aplikasi yang berhubungan dengan
hal-hal operasional;
3) Testability yaitu usaha yang diperlukan
untuk menguji atau memastikan suatu aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan
bisnis (business requirement ), comply dengan
regulasi yang ada dan lain sebagainya.
c. Daya adaptasi software terhadap
lingkungan baru ( Product Transition ).
Percepatan TI semakin hari terasa semakin cepat,
perubahan-perubahan terjadi mulai dari operating system yang
hampir setiap tahun mengeluarkan versi baru, software pendukung, delivery
channel maupun hardware yang terus dikembangkan untuk
mengembangkan aplikasinya sehingga dapat beradaptasi terhadap lingkungan baru.
Delivery channel merupakan salah satu faktor yang
harus diperhitungkan dalam pengembangan bisnis di masa depan, mengingat arah
perbankan dunia menuju sistem Cyber Banking (bank maya). Untuk mengantisipasi
hal tersebut maka perlu dilakukan pengujian terhadap aplikasi, apakah aplikasi
yang bersangkutan sanggup melakukan hubungan dengan aplikasi lain dalam
platform yang berbeda (Inter-operability), baik secara langsung maupun dengan
perantara perangkat lain (middleware).
Aplikasi pembiayaan salam diperbankan syariah pada
umumnya dibuat untuk melakukan pencatatan transaksi atau produk salam itu
sendiri. Serta untuk mengolah data yang diperlukan dalam pembiayaan syariah
agar terkomputerisasi dan lebih akurat sehingga tidak akan mengalami human
error atau redudansi data. Aplikasi ini juga didukung dengan teknologi internet
agar dapat diakses secara online oleh petugas dibagian-bagian yang
bersangkutan.
Dalam bidang pemasarannya semua lembaga perbankan
syariah juga membangun website khusus untuk melakukan proses e-banking untuk
memberikan kemudahan kepada nasabahnya dalam bertransaksi dan memperoleh
informasi tentang perbankan syariah maupun produk-produknya.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah
mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh
peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang
diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam
dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan
teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang
dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan
jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal
ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan
adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar
teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat
sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi
ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan
teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan
bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang
lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat
banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan
dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan
suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas
untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala
yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem informasi
Biro Kredit Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah
untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang
debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman di bank lain
belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to date-nya informasi
antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar bank juga
telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi salah satu
materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan.
Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini
menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan transaksi
dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan harus
ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya, dan
hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat
dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut
diantaranya sumber daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada
tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata,
karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu
hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah
seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok
teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan
apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi
merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini
sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai
lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan”
yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan
menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet
banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari
manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking
hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan
semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant belanja.
Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya sebuah sistem yang mengelola data hingga
140 juta customer base yang hanya digunakan untuk pencatatan saja semisal
KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta
customer yang menggunakan aplikasinya untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit.
Dan tentunya tidak berarti BRI kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang
mampu dengan akses banyak channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini
nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak
jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private
banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan
financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak dan
dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi,
pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang
diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan
kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan saat
ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi
di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi untuk
kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua sistem
aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan
oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan
service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance
desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market
instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan,
itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial
sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah
dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang dapat
digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya
secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa
teknologi yang diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada
sebuah bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada,
namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil
meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang
diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik
serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling
mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan
perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang
berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
Kamis, 23 April 2015
Softskill II (Terapan Komputer Perbankan)
Jelaskan apa yang
dimaksud dengan :
a.Neraca Bank
b.Laporan Laba/Rugi
Bank
c. Laporan kualitas
aktiva produktif
d.Laporan komitmen dan
kontigensi
A. Neraca Bank
Neraca(Balance Sheet)
merupakan laporan yang memberikan jumlah kekayaan(harta), kewajiban(hutang),
dan modal dari suatu perusahaan pada saat/tanggal tertentu. Isi neraca secara
keseluruhan adalah sebagai berikut:
Asset kekayaan atau
sumber ekonomi yang dimiliki suatu perusahaan dan diharapkan akan
memberikan manfaat
dimana yang akan datang.
Asset lancer: uang
tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan lain yang dapat diharapkan
bias dicairkan menjadi uang tunai dan rekening giro bank, atau dijual dan
dipakai habis dalam operasi perusahaan dalam jangka pendek,
Investasi jangka
panjang (long term investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidak
untuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan
untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada
perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk
tujuan-tujuan khusus (dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang
dipakai untuk lokasi usaha.
Aset
Tetap (Fixed Asset) : Aset berwujud yang digunakan untuk operasi normal
perushaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus
operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan.
Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi,
peralatan kantor, kendaraan.
Aset
Tak Berwujud (Intangible Asset) : Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak
cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.
Aset
lain-lain (Other Asset) : Untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak
berwujud. Misalnya; mesin yang tidak dipakai dalam operasi.
2)
Kewajiban dapat digolongkan menjadi :
Kewajiban Lancar (current liabilities) : Kewajiban lancar meliputi kewajiban
yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka
satu siklus operasi normal perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus
masih dibayar, pendapatan yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.
Kewajiban Jangka Panjang (long-term debts) : Kewajiban jangka panjang adalah
kewajiban yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari
satu tahun. Misalnya: utang hipotik, utang obligasi.
Kewajiban lain-lain : Adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban
lancer dan kewajiban jangka panjang.
3)
Ekuitas Rata Penuh : Menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang
diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan
kewajiban. Jenis ekuitas berdasarkan bentuk perusahaan :
·
Perusahaan perorangan
·
Perusahaan persekutuan
·
Perusahaan perseroan
B.
Laporan Laba / Rugi / Laba Bank
Laporan rugi/laba (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan
jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode
tertentu. Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta
mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan, kedua
pendekatan itu adalah :
·
Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat
uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat mengeluarkan uang tunai.
Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil, karena mentode ini kurang
tepat untuk mengakui laba atau rgi laba pada periode tertentu.
·
Dasar Waktu (Akrual Basis) : Yaitu suatu sistem yang mengakui pendapatan
pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai
dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum
mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang
melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba-rugi akan mencerminkan
kondisi yang benar selama satu periode tertentu. Dalam laporan laba-rugi,
terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
·
Pendapatan : Adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas
perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda,
seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
·
Beban : Adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa
(reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban
penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang,
beban perlengkapan.
·
Laba / Rugi : Laba terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang
terjadi, sebaliknya rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada
beban-beban yang terjadi.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Dalam laporan laba-rugi
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
·
Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepada pelanggan yang
merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan
konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan.
Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada
pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh
pelanggan.
·
Beban operasi, semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya
dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya; beban telepon, beban listrik dan
telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan.
·
Laba operasi, merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
·
Laba bersih sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan labs operasi dengan
pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih setelah pajak
yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional
perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan.
C.
Laporan Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa
mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul
dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang
didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum
atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan
sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh
entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa
lalu (Marianus Sinaga, 1997). Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada
bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat
ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus
kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu
yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan.
Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas
atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan
biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Sesuai dengan namanya
aktifa produktif (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi
pendapatan bagi bank.
D.
Laporan Komitmen dan Kontigensi
Komitmen dan Kontinjensi harus disajikan sedemikian rupa sehingga apabila
dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan pasiva neraca dapat menggambarkan posisi
keuangan secara wajar. Komitmen dan Kontinjensi merupakan transaksi yang belum
mengubah posisi aktiva dan pasiva bank pada tanggal laporan, tetapi harus
dilaksanakan oleh bank apabila persyaratan yang disepakati dengan nasabah telah
terpenuhi. Komitmen dan Kontinjensi dapat berupa tagihan atau kewajiban bank.
Komitmen dan kontinjensi tersebut dapat dalam bentuk mata uang rupiah atau
asing.
Komitmen
Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Jenis komitmen yang lazim antara lain :
Komitmen adalah suatu perikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Jenis komitmen yang lazim antara lain :
·
Fasilitas pinjaman yang diterima yaitu fasilitas pinjaman yang diterima oleh
bank dari bank lain atau pihak lain dan belum digunakan pada tanggal laporan.
Fasilitas yang diterima disajikan sebesar sisa fasilitas yang belum ditarik
oleh bank.
·
Fasilitas yang diberikan adalah fasilitas kredit yang telah disetujui oleh bank
dan diberikan kepada nasabah dan masih berlaku digunakan oleh nasabah.
Fasilitas yang diberikan sebesar sisa komitmen yang belum ditarik.
·
Kewajiban pembelian aktiva bank yang dijual dengan syarat repo adalah kewajiban
bank untuk membeli kembali aktiva bank pada waktu tertentu yang dijanjikan.
Kewajiban disajikan sebesar nilai pembelian yang disepakati bank dengan
nasabah.
·
L/C yang tidak dapat dibatalkan yang masih berjalan adalah Pemberian jaminan
dalam bentuk penerbitan L/C yang tidak dapat dibatalkan dalam rangka ekspor
impor lalu lintas perdagangan. Disajikan sebesar nilai L/C yang belum
direalisasi.
·
Ekseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka adalah jaminan dalam bentuk panandatanganan
terhadap wesel-wesel impor atas dasar L/C berjangka. Disajikan sebesar nilai
wesel yang diaksep.
·
Transaksi valus yang belum diselesaikan. adalah Jumlah transaksi valus tunai
yang belum diselesaikan pada tanggal laporan.
·
Transaksi valus berjangka adalah saldo tagihan yang timbul dari transaksi valus
berjangka wajib dilaporkan dalam komitmen dan kontinjensi . Dijabarkan dalam
mata uang rupiah sesuai kurs pada tanggal laporan.
Kontinjensi
Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban yang timbulnya tergantung pada jadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Jenis komitmen yang lazim antara lain :
Kontinjensi adalah tagihan atau kewajiban yang timbulnya tergantung pada jadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. Jenis komitmen yang lazim antara lain :
1)
Garansi Bank adalah Semua bentuk garansi yang diterima atau diberikan oleh bank
yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak
yang dijamin bank cidera janji. Garansi bank dapat berupa :
a.
Penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi, baik dalam rangka
pemberian kredit, risk sharing dan standby L/C maupun pelaksanaan proyek
seperti bid bonds, performance bonds atau advance payment bonds.
b.
Akseptasi atau endosmen surat berharga yaitu pemberian jaminan atau garansi
dalam bentu penandatanganan kedua dan seterusnya atas wesel atau promes atau
aksep.
Garansi yang masih berlaku, baik diterima atau diterbitkan oleh bank disajikan dalam komitmen dan kontinjensi sebesar nilai nominal jaminan.
Garansi yang masih berlaku, baik diterima atau diterbitkan oleh bank disajikan dalam komitmen dan kontinjensi sebesar nilai nominal jaminan.
2)
L/C yang dapat dibatalkan adalah jaminan dalam bentuk penerbitan L/C yang dapat
dibatalkan dalam rangka ekspor impor atau lalu lintas perdagangan. L/C
disajikan sebesar sisa jumlah L/C yang belum terealisasi.
3)
Transaksi opsi valuta asing yaitu transaksi opsi valus yang masih berjalan pada
tanggal laporan, wajib dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontinjensi dan
dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah pada
tanggal laporan.
4)
Pendapatan bunga dalam penyelesaian perhitungan bunga dari aktiva produktif non
performing yang belum dapat diakui sebagai pendapatan bunga dalam periode
berjalan.
5)
Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interprestasi dana analysis
laporan finansial suatu perusahaan.
2.
Contoh Laporan keuangan yang meliputi :
A. Neraca
Bank
B. Laporan
Laba/Rugi Bank
C. Laporan
kualitas aktiva produktif
D. Laporan
komitmen dan kontigensi
A. Neraca
Bank
B. Laporan
Laba/Rugi Bank
C. Laporan
kualitas aktiva produktif
D. Laporan
komitmen dan kontigensi
Sumber : http://yayai-ngakak.blogspot.com/2013/03/pengertian-laporan-keuangan-bank.html.
Langganan:
Postingan (Atom)